Makanan Fungsional
Dasar pertimbangan konsumen di negara-negara maju dalam memilih bahan pangan, bukan hanya bertumpu pada kandungan gizi dan kelezatannya, tetapi juga pengaruhnya terhadap kesehatan tubuhnya (Goldberg, 1994). Kenyataan tersebut menuntut suatu bahan pangan tidak lagi sekedar memenuhi kebutuhan dasar tubuh (yaitu bergizi dan lezat), tetapi juga dapat bersifat fungsional. Dari sinilah lahir konsep pangan fungsional (fungtional foods), yang akhir-akhir ini sangat populer di kalangan masyarakat dunia.
Namun, kenyataan nya sampai saat ini belum ada definisi pangan fungsional yang disepakati secara universal. berikut pengertian makan fungsional menurut beberapa sumber ;
- Di Jepang tahun.1991 makanan fungsional didefinisikan sebagai FOSHU (Foods for Spesified Health Used) yaitu makanan yang memiliki efek spesifik terhadap kesehatan karena ada kandungan senyawa kimia tertentu pada bahan makanan
- Menurut Goldberg (1994) pangan fungsional adalah makanan (bukan kapsul, pil atau tepung) berasal dari ingredient alami.
- The International Food Information mendefinisikan pangan fungsional sebagai pangan yang memberikan manfaat kesehatan di luar zat-zat dasar.
- Menurut konsensus pada The First International Conference on East-West Perspective on Functional Foods tahun 1996, pangan fungsional adalah pangan yang karena kandungan komponen aktifnya dapat memberikan manfaat bagi kesehatan, di luar manfaat yang diberikan oleh zat-zat gizi yang terkandung di dalamnya.
- Definisi pangan fungsional menurut Badan POM adalah pangan yang secara alamiah maupun telah melalui proses, mengandung satu atau lebih senyawa yang berdasarkan kajian-kajian ilmiah dianggap mempunyai fungsi-fungsi fisiologis tertentu yang bermanfaat bagi kesehatan.
Dari beberapa definisi yang telah diuraikan di atas dapatlah dikatakan bahwa pada
dasarnya pangan fungsional adalah pangan yang karena kandungan komponen aktifnya
diluar kandungan zat gizinya dapat memberikan manfaat bagi kesehatan, merupakan
bagian dari diet sehari-hari dan memiliki sifat sensoris yang dapat diterima.
Berikut 6 Contoh Kandungan Yang Biasa Terkandung Pada Makanan Fungsional Serta Manfaat Bagi Tubuh
1. Inulin dan FOS Inulin
Inulin dan FOS
Inulin merupakan oligosakarida yang mengandung fruktosa yang terdapat dalam
tanaman. Senyawa tersebut terdiri dari unit-unit fruktosa (dengan ikatan â (2-1) glikosida
dan gugus terminal berupa glukosa. Inulin tanaman mengandung 2-150 unit fruktosa.
FOS adalah oligosakarida mengandung 2-10 unit fruktosa, dihubungkan dengan ikatan
glikosidik. Inulin dan FOS tidak dicerna dalam usus halus, sehingga nilai kalorinya
rendah dan difermentasi oleh mikroflora di dalam kolon serta menstimulir bifidobacteria.
Ikatan â (2-1) glikosida ini tahan terhadap pencernaan ensim, dan merupakan sifat yang
spesifik pada inulin. Efek kesehatan inulin dan FOS antara lain: mengurangi konstipasi,
menambah frekuensi ke belakang, melunakkan feses, menaikkan kadar air feses,
meningkatkan bifidobakteri, laktobasili serta menurunkan Enterobakteri dan Clostridium
perfringen. Inulin dan FOS banyak terdapat dalam : bawang merah, bawang putih, pisang
dan asparagus (Marsono, 2007; Kusharto,2006).
2. Antioksidan.
Banyak jenis antioksidan alami terdapat di berbagai bahan pangan, antara lain
kelompok karotenoid dan flavonoid (Marsono, 2007; Subroto, 2008). Ada beberapa
macam karotenoid, terdapat pada bahan pangan misalnya wortel, labu kuning, ketela
8
rambat (beta karoten), jeruk, telur, jagung (lutein, zeaxantine), serta tomat, semangka dan
anggur (lycopene). Antioksidan kelompok karotenoid telah diklaim memiliki efek
menyehatkan memurut (Anonim, 2006 dalam Marsono, 2007) antara lain
- Dapat menetralkan radikal bebas yaitu suatu senyawa yang dapat merusak sel dan mengakibatkan timbulnya penyakit kanker,
- Meningkatkan pertahanan oksidasi,
- Membantu menyehatkan mata,
- Membantu meningkatkan kesehatan prostat, serta membantu mencegah timbulnya penyakit jantung.
3.PUFA
Pufa merupakan komponen bioaktif yang banyak terdapat pada bahan pangan
hewani. PUFA khususnya asam lemak Omega 3, banyak terdapat dalam salmon, tuna,
9
minyak ikan, kenari dan rami berpotensi untuk mengurangi resiko penyakit jantung
koroner, dan memabantu memperbaiki kesehatan mental dan fungsi penglihatan
(Marsono, 2007; Subroto, 2008)
4. Probiotik
Probiotik didefinisikan sebagai mikroba hidup yang ditambahkan pada makanan
untuk kebutuhan diet dan memberi efek kesehatan bagi inangnya dengan cara
meningkatkan keseimbangan mikroflora usus (Neha et al, 2012), sedangkan menurut
FAO/WHO (2002 dalam Marsono, 2007), probiotik adalah mikroba hidup yang masuk
dalam jumlah yang cukup (106
-108 cfu/ml) sehingga dapat memberikan manfaat
kesehatan bagi inangnya. dan diharapkan dapat berkembang menjadi 1012 cfu/ml di
dalam kolon. Bakteri yang umum digunakan sebagai sumber probiotik sebagian besar
berasal dari golongan bakteri asam laktat.
5. Prebiotik
Merupakan ingredien bahan pangan yang tidak tercerna yang berfungsi
menstimulasi pertumbuhan dan atau aktivitas dari satu atau lebih bakteri tertentu dalam
usus besar, yang dapat memperbaiki kesehatan inang (Sekhon dan Jairath, 2010; Neha et
10
al, 2012). Banyak pangan dengan oligosakarida atau polisakarida (termasuk serat pangan)
yang diklaim mempunyai aktivitas prebiotik, meskipun tidak semua karbohidrat pangan
adalah prebiotik
6.Sinbiotik
Didefinisikan sebagai suatu kombinasi dari prebiotik dan probiotik
(Sekhon dan Jairath, 2010; Neha et al., 2012) yang menguntungkan inang dengan
meningkatkan pertahanan dan implantasi suplemen makanan yang mengandung mikroba
hidup dalam saluran pencernaan dengan secara selektif memicu pertumbuhan dan atau
mengaktifkan metabolisme dari sejumlah bakteri baik sehingga meningkatkan kesehatan
inangnya.
0 Comments